Suatu hari seorang guru mengajukan enam pertanyaan pada murid-muridnya. Pertama, hal yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini. Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Sang guru menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah kematian. Sebab kematian adalah pasti adanya.
Pertanyaan kedua. Hal yang paling jauh dari diri kita di dunia ini. Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Sang guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah masa lalu. Siapa pun kita bagaimana pun kita dan betapa kayanya kita tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang.
Pertanyaan yang ketiga. Yang paling besar di dunia ini. Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata sang guru. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah nafsu. Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini. Jangan sampai nafsu membawa kita ke kesengsaraan dunia dan akhirat.
Pertanyaan keempat. Yang paling berat di dunia ini. Di antara muridnya ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban yang disampaikan murid-muridnya hampir benar. Sang guru mengutarakan, yang paling berat adalah memegang amanah.
Pertanyaan yang kelima. yang paling ringan di dunia ini. Murid-muridnya ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Sang guru tidak menyalahkan jawaban para muridnya. Yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan ibadah.
Lalu pertanyaan yang terakhir. Yang paling tajam di dunia ini. Para murid menjawab dengan serentak, pedang. Sang guru menyampaikan bahwa jawaban hampir benar. Tetapi yang paling tajam adalah lidah manusia. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan
melukai perasaan saudaranya sendiri.
Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN. Senantiasa belajar dari MASA LALU. Dan tidak memperturutkan NAFSU. Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun. dengan tidak MENINGGALKAN IBADAH.
serta senantiasa MENJAGA LIDAH kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar